PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS

FETRISIA, DINA PUSPITASARI (2012) PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS. Undergraduate thesis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

[img]
Preview
PDF (Cover - Bab 1) - Published Version
Download (1991Kb) | Preview
    [img] PDF (Daftar Pustaka - Bab 2) - Published Version
    Restricted to Repository staff only

    Download (2815Kb)

      Abstract

      Produksi akan minyak sawit pada tahun 2009 mencapai 13.872.600 ton dan pada tahun 2010. Sejak tahun 2006 Indonesia menempati urutan pertama sebagai penghasil CPO terbesar di dunia setelah menggeser kedudukan Malaysia. Minyak kelapa sawit diperoleh dari hasil ekstraksi daging buah kelapa sawit yang pada awalnya merupakan minyak sawit kasar (Crude Palm Oil). Salah satu produk yang dapat diturunkan dari minyak kelapa sawit adalah sebagai bahan emulsifier yang dapat digunakan sebagai bahan penstabil pada berbagai produk makanan. Sekitar 70% dari total emulsifier yang digunakan dalam produk makanan adalah campuran Mono dan Di-acylgliserol. Secara komersial, MAG-DAG diproduksi melalui proses gilserolisis, yaitu dengan mereaksikan Tri-acylgliserol dan gliserol. Kebutuhan MDAG bagi industri pangan di Indonesia sangat tinggi, namun selama ini ketersediaan MDAG masih harus diimpor dari luar negeri. Kondisi ini menunjukkan bahwa peluang investasi dari produk MDAG didalam negeri cukup baik. Perlu untuk dilakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut tentang produksi MDAG. Pada penelitian ini digunakan beberapa kondisi proses yaitu kondisi tetap dan berubah. Kondisi tetap yang digunakan adalah CPO = 100 ml, N-Butanol = 20 ml, MgO = 3 gr, Kecepatan pengadukan = 400 rpm dan Waktu operasi = 4 jam. Kondisi yang dipilih sebagai kondisi bebas adalah suhu (60oC, 70oC, 80oC, 90oC, dan 100oC) dan rasio gliserol (30, 40, 50, 60 dan 70 ml). Dari kondisi yang dipilih dan telah dijalankan, kondisi operasi optimum dalam pembuatan Monoacylgliserida dan dyacilglycerida dicapai pada suhu sekitar 800C dengan jumlah penambahan gliserin sebesar 60 ml. Selain itu untuk mengetahui Triacylglyserida dan FFA yang terbentuk dalam penelitian ini, di dapatkan kondisi triacylglyserida terbaik pada suhu 100 oC dengan jumlah penambahan 50 ml, dan FFA pada suhu 100 oC dengan penambahan gliserin 40

      Item Type: Thesis (Undergraduate)
      Subjects: T Technology > TP Chemical technology
      Divisions: Faculty of Industrial Technology > Chemical Engineering
      Depositing User: Fitri Yulianto
      Date Deposited: 07 May 2014 11:34
      Last Modified: 07 May 2014 11:34
      URI: http://eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/5830

      Actions (login required)

      View Item